VIRGIN SNOW
Beberapa waktu
yang lalu aku menonton sebuah film. Aku tidak tahu itu film film Jepang atau
Korea. Sampai saat ini aku masih bingung. pasalnya film itu memang diambil dari
dua latar yang terbeda. Di dalamnya pun menceritakan tentang dua orang yang
berasal dari dua negara berbeda.
Di dalam film
ini diceritakan seorang laki-laki bernama Min (Lee Jun Ki) yang harus pindah ke
Kyoto untuk melanjutkan sekolah. Dia yang sebenarnya berasal dari Korea tidak
begitu paham dengan Bahasa Jepang. Kesulitan untuk berkomunikasi membuatnya sering
mengalami miss understanding saat bergaul dengan teman-temannya. Tapi bagaimana
pun juga Min tidak akan menyerah begitu saja.
Sampai pada
suatu hari, saat dia tengah bersepeda, ia terjatuh. Tangannya terluka dan ia
mencari pertolongan. Ia menemukan sebuah kuil. Saat tengah membersihkan
lukanya, Min melihat seorang perempuan sebaya dengannya.
Nanae (Aoi
Miyazakii), itulah nama gadis jepang yang nampak begitu tenang. Dengan kelembutan
dia membantu Min membersihkan lukanya, dan sejak saat itulah Min merasakan sesuatu
di dalam hatinya.
Tidak disangka
kalau ternyata Min akan satu sekolah dengan Nanae. Sejak saat itu, Min selalu
berusaha untuk bisa mendekati Nanae. Tapi sikapnya yang kekanak-kanakan dan
gegabah justru menimbulkan kekacauan. Bahkan saat Min berniat untuk menyapa
Nanae, dia justru menjatuhkan tas milik Nanae yang berisi perlengkapan
melukisnya ke sungai. Ya, Nanae adalah seorang perempuan yang suka melukis. Min
tidak menyerah. Dia sampai rela berbasah-basahan untuk mengambilkan tas itu.
Tapi apa yang dia lalukan selalu menimbulkan kekacauan. Tanpa sengaja tas itu
terbuka dan semua isinya hanyut begitu saja terbawa arus.
Sejak Min
memberikan satu set perlengkapan melukis untuk Nanae sebagai ganti akibat
perbuatannya, sejak saat itu pula mereka jadi semakin dekat. Sebagai ucapan
terima kasih Nanae memberikan sebuah lukisan pada Min, dan Min memajang lukisan
itu di kamarnya.
Suatu hari
mereka pergi berkencan, dan hujan turun. Saat mereka berteduh di sebuah tempat,
Nanae terpesona begitu melihat sebuah keramik yang dilukis. Itu begitu indah
baginya. Min pun menceritakan bahwa ayahnya juga seorang pembuat keramik. Min berjanji
akan membuat sebuah keramik untuk Nanae, dan Nanae pun berjanji akan melukis di
atas keramik yang dibuat oleh Min
Seperti yang
mereka sadari, keduanya berasal dari dua negara yang berbeda. Berbeda pula
kebudayaan di antara mereka. Sampai akhirnya, saat mereka tengah berkencan,
mereka saling menceritakan legenda-legenda dari negara mereka masing-masing. Dan
ternyata dari beberapa perbedaan legenda di antara mereka, ada satu legenda
yang sama. Legenda yang mengatakan bahwa waktu yang tepat untuk memulai suatu
hubungan adalah saat salju turun untuk pertama kali. Sejak saat itu, mereka
berjanji akan bertemu kembali saat salju turun untuk pertama kalinya.
Selang waktu
berjalan, tiba juga saat dimana Min harus kembali ke Korea. Tapi keduanya
yakin, janji di antara mereka tidak akan pernah terlupakan.
Begitu saatnya tiba, setiap salju turun untuk
yang pertama kali, Min tidak dapat menemui Nanae. Sungguh, Min begitu marah. Dia
merobek lukisan yang pernah diberikan Nanae. Min benar-benar marah.
Nanae hilang
begitu saja. Dia pergi untuk menghindari para dept collector yang selalu
mengejar-ngejar keluarganya. Keluarga Nanae memang selalu diusik oleh debt
collector. Semua ini dikarenakan Ibunya yang suka menghambur-hamburkan uang.
Sampai akhirnya, Min mengetahui kepergian Nanae. Awalnya ia berfikir bahwa Nanae pergi begitu saja tanpa peduli padanya, tapi ternyata apa yang dia lakukan, semuanya memiliki alasan yang tidak terduga oleh Min selama ini.
Pada suatu
kesempatan, Min mencoba untuk datang ke tempat yang telah mereka janjikan. Tepat
saat salju turun pertama kali. Min tidak putus harapan. Dia yakin, Nanae tidak
akan melupakannya begitu saja.
Tidak menyangka. Setelah dua tahun berlalu, ternyata mereka dapat bertemu saat itu. saat salju turun pertama kali di musim
dingin kali ini. Entah apa yang ada di dalam benak mereka. Tapi keduanya begitu
bahagia. Kini, semua janji yang begitu lama diikrarkan dapat mereka tepati.
Dengan penuh
rasa haru, mereka saling berpelukan. Menikmati salju yang turun begitu saja
menghujani mereka. Dan mereka tidak mengingkari janji satu sama lain. Min membuat
sebuah keramik, dan Nanae melukis di atasnya. Lukisan dengan gambar dua orang
tengah berpelukan di bawah hujan salju.
0 comments:
Silakan tinggalkan komentar. Boleh kritik, saran atau apapun.. Jangan lupa untuk selalu menggunakan kata-kata yang santun. Terima kasih.