[Movie Review] : Miracle In Cell No. 7

8:36 PM nmhana 2 Comments


Saya termasuk salah satu orang yang pernah menggilai film Korea. Puluhan Drama Korea sudah pernah disaksikan, dan kali ini salah satu teman saya merekomendasikan film berjudul Miracle In Cell No 7. Mendengar judulnya, saya mengira kalau ini adalah film horor. Apalagi teman saya berkata, "Kalau nonton film ini malam-malam. Sendirian kalo bisa." sudah pasti pikiran saya langsung terbang ke bayangan menyeramkan yang bisa membuat sulit tidur tiga hari tiga malam.







Tapi katanya ini bukan film horor. Dia bilan ini film keren, dan punya alur cerita yang bagus. Jadi saya berfikir, pasti film tentang detektif. Dan daripada menduga-duga, akhirnya saya putuskan untuk langsung menontonnya sendirian. Malam-malam, persis seperti yang disarankan.


Berkisah tentang seorang gadis cilik bernama Ye Sung yang tinggal bersama Lee Yong Gu, ayahnya yang memiliki keterbelakangan mental. Namun kekurangan tersebut tidak menyurutkan semangat untuk membahagian putri satu-satunya. Lee Yong Gu yang bekerja sebagai tukang parkir pun selalu berusaha untuk memenuhi keinginan putrinya.


Suatu hari, Lee Yong Gu dituduh telah melakukan penculikan, pencabulan dan pembunuhan putri seorang Kominsaris Jenderal. Lee Yong Gu dibawa ke kantor polisi hingga mendapat tekanan serta ancaman dari berbagai pihak. Hal tersebut membuat Lee Yong Gu mengiyakan pernyataan bahwa dirinya telah melakukan pembunuhan. Ia pun diancam hukuman mati oleh hakim.


Di dalam sel nomor 7, Lee Yong Gu bertemu dengan lima narapidana lain yang akan menjadi teman satu kamarnya. Di hari pertama Lee Yong Gu mendapat perlakuan kurang menyenangkan. Namun hal tersebut tidak pernah membuatnya marah. Bahkan ia rela terkena tusukan benda tajam demi menolong salah satu teman satu selnya.

Sejak saat itu Lee Yong Gu mulai mendapat perhatian dari teman-teman di dalam kamar tahanan. Bahkan teman-teman di dalam sel pun berusaha untuk membawa Ye Sung, sang putri agar bisa bertemu dengan Lee Yong Gu.



Bertepatan dengan adanya acara keagamaan, Ye Sung yang tergabung dengan kelompok paduan suara dibawa oleh salah satu narapidana ke dalam sel agar dapat bertemu dengan ayahnya. Ye Sung menangis sejadi-jadinya karena merasa kesal pada sang ayah yang telah pergi tanpa kabar. Lee Yong Gu pun meminta maaf dan meyakinkan pada Ye Sung bahwa dirinya akan segera pulang ke rumah.



Setelah beberapa saat, Ye Sung harus kembali bersama teman-teman paduan suaranya. Karena bus telah berangkat lebih awal, akhirnya Ye Sung harus menginap di dalam sel dan berusaha agar tidak ketahuan oleh penjaga. Namun pada hari berikutnya kepala sipir yang keras mengetahui keberadaan Ye Sung. Saat itu pula Ye Sung diusir dari rumah tahanan. Sementara Lee Yong Gu ditahan di dalam sel pengasingan.


Perlakuan kasar sang kepala sipir tidak menyurutkan niat Lee Yong Gu untuk menolongnya dalam sebuah tragedi kebakaran. Hal tersebut membuat kepala sipir luluh hatinya dan semakin yakin bahwa Lee Yong Gu bukanlah pelaku dalam kasus kematian putri sang Komisaris Jenderal.

Untuk menghibur hati Lee Yong Gu, kepala sipir membawa kembali Ye Sung ke dalam sel. Kehadiran Ye Sung di dalam sel seolah menjadi hiburan tersendiri. Selain mengajak bernyanyi dan menari, Ye Sung juga mengajari salah satu narapidana untuk membaca dan menulis. Sejak saat itu suasana di dalam sel nomor 7 terasa begitu hidup dan penuh kegembiraan.


Sang Kepala Sipir telah menduga bahwa Lee Yong Gu bukanlah pelaku dalam pembunuhan tersebut. Dirinya mencoba menemui Kominsaris Jenderal agar menghapus tuntutan yang ditujukan pada Lee Yong Gu. Namun sang Kominsaris menolak permintaan tersebut dan bersikukuh pada pendiriannya.

Teman-teman di dalam sel nomor 7 berusaha untuk membantu Lee Yong Gu memenangkan persidangan terakhir. Mereka bersama-sama menganalisis kejadian yang menyebabkan meninggalnya putri sang Kominsaris. Setelah berlatih beberapa hari, akhirnya Lee Yong Gu siap untuk menjalani persidangan. Semua yakin bahwa Lee Yong Gu akan memenangkan persidangan tersebut.


Hal yang tak terduga terjadi. Ketika hakim bertanya, tiba-tiba Lee Yong Gu justru mengaku bahwa dirinya adalah pelaku pembunuhan tersebut. Kepala sipir begitu terkejut karena Lee Yong Gu mengakui perubuatan yang tidak dilakukannya. Di hadapan Ye Sung, hakim memutuskan bahwa ayahnya bersalah dan akan dihukum mati. Ternyata hal tersebut dilakukan demi melindungi Ye Sung. Sang Kominsaris telah mengancam akan membunuh Ye Sung jika Lee Yong Gu mengatakan kejadian yang sebenarnya.

Keputusan terakhir hakim menjadi pukulan berat bagi Ye Sung, kepala sipir dan teman-teman di sel nomor 7. Sementara Lee Yong Gu hanya ingin agar Ye Sung hidup bahagia. Akhirnya semua teman-teman narapidana sepakat untuk membantu Lee Yong Gu melarikan diri dengan sebuah balon udara. Kepala sipir dan para orang tua dari teman-teman Ye Sung pun mendukung hal tersebut. Namun usaha pelarian diri itu gagal ketika balon udara yang mereka naiki tersangkut.



Tidak ada lagi yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan Lee Yong Gu dari hukuman mati. Bahkan tanggal eksekusinya sudah ditetapkan, yaitu pada 23 Desember, tepat di hari ulang tahun Ye Sung. Semenjak hari itu, Ye Sung dirawat dan dibesarkan oleh Kepala Sipir. Saat dewasa ia menempuh pendidikan hukum dan berhasil membuktikan bahwa ayahnya yang dijatuhi hukuman mati tidaklah bersalah. 


Film ini patut diacungi jempol. Selain karena alur ceritanya yang begitu menyentuh dan dibubuhi kekocakan, juga karena akting para pemainnya yang luar biasa. Bahkan sosok Ye Sung kecil merupakan senjata utama yang menjadikan film ini begitu berkesan. Kita akan dibuat terhanyut dan merasakan betul bagaimana atmosfer di dalam cerita.

Memang benar, jika dalam keseharian kita adalah orang-orang berpendirian tegar dengan tekat sekuat baja, lebih baik menonton film ini sendirian di malam hari. Biar tidak ada orang yang melihat kita menangis. Coba saja buktikan. 

2 comments:

  1. yap, film ini memang bagus. selain karena ada park shin hye, ceritanya memang unik dan sedih. lucu banget waktu anaknya dibungkus dikardus terus dikirim ke penajara dan waktu si ayah sama anak naik balon udara sampe berantem lawan polisi :)

    tapi sedih waktu di persidangan si lee yong gu nggak mau ngaku yang sebenernya kalau dia nggak salah demi melindungi anaknya :")

    ReplyDelete
    Replies
    1. pokoknya kalau nonton film ini wajib bawa tisu dah...

      Delete

Silakan tinggalkan komentar. Boleh kritik, saran atau apapun.. Jangan lupa untuk selalu menggunakan kata-kata yang santun. Terima kasih.